---------------
A :
Sore mas,
Membahas tentang kebatinan dalam keagamaan boleh ya....
Bagaimana caranya menyebut Tuhan yang baik menurut mas ?
karena menurut saya yang selama ini dipahami (saya beragama Islam) adalah Tuhan mempunyai banyak nama baik
karena menurut saya yang selama ini dipahami (saya beragama Islam) adalah Tuhan mempunyai banyak nama baik
namun terkadang jarang ada yang tau
bahwa pemilik nama panggilan "tuhan" bukan hanya Tuhan,
bahwa pemilik nama panggilan "tuhan" bukan hanya Tuhan,
bagaimana ?
adakah cara khusus yang bisa membedakan energi ketika kita benar2 tersambung ataukah "salah sambung" hehe
mengingat dari postingan mas ada yang salah sambung dengan makhluk 1000 KRK
mohon maaf jika bahasanya acak2an
J :
Untuk pastinya memang kita harus tersambung langsung dgn Tuhan untuk menanyakan apa panggilan kita yang benar untuk Tuhan. Sama seperti saya bertanya kepada anda, siapa nama anda dan apa panggilannya.
Tapi memang susah menentukannya, karena Tuhan itu Gaib, bisa2 kita tersambung dengan gaib yg lain, itu juga sebenarnya yang sudah memunculkan banyak nabi palsu yang menganggap bisikan2 gaib yang diterimanya sebagai wahyu Tuhan.
Tapi memang susah menentukannya, karena Tuhan itu Gaib, bisa2 kita tersambung dengan gaib yg lain, itu juga sebenarnya yang sudah memunculkan banyak nabi palsu yang menganggap bisikan2 gaib yang diterimanya sebagai wahyu Tuhan.
terima kasih
waduh bisa gawat kalo seperti itu,
kadang saya dalam membaca posting2an mas agak bingung,
di satu sisi mas menjelaskan tentang teori ketuhanan,
di satu sisi postingan mas masih terikat dengan agama kristen,
apakah saya yang salah dalam mengerti, atau itu memang mas lakukan agar tidak menimbulkan sebuah
masalah, karena hal tersebut sensitif ?
J : kadang saya dalam membaca posting2an mas agak bingung,
di satu sisi mas menjelaskan tentang teori ketuhanan,
di satu sisi postingan mas masih terikat dengan agama kristen,
apakah saya yang salah dalam mengerti, atau itu memang mas lakukan agar tidak menimbulkan sebuah
masalah, karena hal tersebut sensitif ?
Aslinya tulisan saya adalah laku dan ajaran ketuhanan.
Agama Islam anda sebenarnya juga adalah ajaran ketuhanan.
Tetapi karena manusia sudah melakukan pengkotak-kotakan, semua ajaran ketuhanan dikelompokkan sebagai agama yg masing2 berbeda dgn agama lainnya, maka kita akan memandang sebuah ajaran ketuhanan sebagai agama kristen, Islam, Budha, Hindu, dsb.
Jadi kalau anda memandang ajaran ketuhanan dalam tulisan saya sbg masih terikat agama kristen, itu adalah karena anda berpikiran agama, mengkotak-kotakan ajaran ketuhanan, memandang sebuah agama bersifat eksklusif (sama seperti seragam sekolah), shg sekalipun sebuah agama mempunyai akar ajaran dari ajaran ketuhanan sebelumnya, dan mungkin juga ada kaitannya dgn ajaran agama lain, seringkali para penganutnya mengingkari itu, memandang agamanya sbg agama dan ajaran ketuhanan yg eksklusif, yg berdiri sendiri tak ada hubungannya dgn agama lain, dan agama lain juga akan dipandangnya sbg agama sendiri yg berbeda tak ada kaitannya dgn agamanya.
Padahal kalau kita berpandangan netral, luas dan dalam, tidak melakukan pengkotak-kotakan yang ekslusif, walaupun masing2 kita menganut agama sendiri2, semua ajaran ketuhanan yg kita tahu akan menambah luas dan dalam kebijaksanaan kita dan akan menambah nilai kesepuhan kita, akan menjadi luas wawasan ketuhanan kita dan bisa juga membuat kita menjadi lebih mengerti agama kita sendiri.
Masing2 agama adalah rumusan rangkuman / kesimpulan akhir dari perjalanan spiritual ketuhanan orang2 pendahulunya masing2.
Masing2 agama adalah rumusan rangkuman / kesimpulan akhir dari perjalanan spiritual ketuhanan orang2 pendahulunya masing2.
Dan isi tulisan saya itu juga adalah rumusan rangkuman / kesimpulan akhir dari perjalanan spiritual ketuhanan saya, rumusan pemahaman dan pengetahuan saya, yang saya justru menjadi salah kalau saya menuliskan yg tidak sejalan dgn pemahaman dan pengetahuan saya, yg berbeda dari apa yg saya tahu dan yakini benar.
Dan seperti yg sudah saya tuliskan, mungkin tulisan saya itu terlalu tinggi untuk orang kebanyakan, mungkin hanya cocok untuk orang2 yang sudah menjalani spiritual ketuhanan saja yang dengan kearifannya akan lebih bisa menerimanya, dan mungkin juga akan lebih bisa membuktikan sendiri kebenarannya.
Untuk memudahkan membaca materi pada blog, ada beberapa materi yang saya cetak,
herannya ketika sudah jadi dan saya tawarkan baca ke beberapa orang, banyak yang menolak untuk membacanya dengan berbagai macam alasan hehe,
Setelah saya baca pada postingan mas ternyata memang dalam setiap tulisan mas ini mengandung energi sugesti
Apakah hanya yang berjodoh saja yang bisa memahaminya mas ?
J : herannya ketika sudah jadi dan saya tawarkan baca ke beberapa orang, banyak yang menolak untuk membacanya dengan berbagai macam alasan hehe,
Setelah saya baca pada postingan mas ternyata memang dalam setiap tulisan mas ini mengandung energi sugesti
Apakah hanya yang berjodoh saja yang bisa memahaminya mas ?
Secara sempit tulisan saya akan disamakan sbg media dakwah agama, sehingga yg tidak sejalan akan menolaknya, padahal saya tidak bermaksud berdakwah agama, saya hanya menuangkan isi hati dan pengetahuan saya saja. Mungkin itu yg dirasakan oleh banyak pembacanya sbg adanya energi / sugesti, karena saya memang sepenuh hati dan sepenuh rasa menuliskannya.
Sebenarnya bukan hanya yg terkait dgn tulisan tentang ketuhanan, juga tentang keris, batu aji dan mustika, jimat, khodam, mahluk halus, saya juga menuliskannya berdasarkan pengetahuan saya dan menurut apa yang saya yakini benar, yang itu banyak juga orang yg tidak sepemahaman, karena tulisan saya memang tidak mengekor pada pandangan banyak orang, saya punya pandangan sendiri, pasti berbeda dgn pandangan orang lain, apalagi yg tahunya cuma kulitnya saja atau yg hanya puas dgn mitos dan tahayul. Tapi kalau memang ada ditemukan kesalahan dalam tulisan saya, nantinya saya akan mengkoreksinya.
A :
Saya mau bertanya lagi nih mas.. boleh kan hehehe
untuk memulai sebuah pemahaman tentang ketuhanan, apakah dibutuhkan sebuah kondisi dan kemampuan tertentu ?
Sepengetahuan saya, ketika manusia sudah mulai sadar akan mencari Tuhan sedangkan dirinya belum siap untuk itu, malah terjadi sesuatu yang tidak diinginkan ....
(maaf tidak bisa dijelaskan tapi mas pasti paham apa yang saya maksud)
Maaf mas atas kedangkalan pemikiran saya,
Saya mau bertanya lagi nih mas.. boleh kan hehehe
untuk memulai sebuah pemahaman tentang ketuhanan, apakah dibutuhkan sebuah kondisi dan kemampuan tertentu ?
Sepengetahuan saya, ketika manusia sudah mulai sadar akan mencari Tuhan sedangkan dirinya belum siap untuk itu, malah terjadi sesuatu yang tidak diinginkan ....
(maaf tidak bisa dijelaskan tapi mas pasti paham apa yang saya maksud)
Untuk menjawab pertanyaan anda itu saya akan memberikan pembedaan supaya pemahaman kita bersama sepaham dan sejalan, yaitu harus dibedakan antara :
1. Agama.
1. Agama.
2. Laku / Ajaran Ketuhanan.
1. Tentang Agama.
Secara awam, tentang agama, orang hanya perlu mendalami dan menilai apakah ajaran agama yg dianutnya itu benar (menurut rasa ketuhanannya).
Kalau dinilainya benar, maka seharusnya ia mengimaninya dan menjalankan semua tatalaku keagamaannya dgn benar, tidak perlu mencerca agama lain karena agamanya adalah pribadi untuknya dan agama lain adalah pribadi agama lain.
Secara awam, tentang agama, orang hanya perlu mendalami dan menilai apakah ajaran agama yg dianutnya itu benar (menurut rasa ketuhanannya).
Kalau dinilainya benar, maka seharusnya ia mengimaninya dan menjalankan semua tatalaku keagamaannya dgn benar, tidak perlu mencerca agama lain karena agamanya adalah pribadi untuknya dan agama lain adalah pribadi agama lain.
Kalau dinilainya agamanya tidak benar, maka sesuai tujuannya orang beragama seharusnya ia mencari agama yg dinilainya benar.
2. Tentang Laku / Ajaran Ketuhanan.
Laku ketuhanan ada di atas agama, lebih daripada agama, karena orang yg menjalaninya memfokuskan diri kepada Tuhan yg menjadi tujuannya beragama, bukan sekedar mendalami, menilai atau mengimani- tidaknya sebuah agama.
Karena itu dalam menilai suatu laku / ajaran ketuhanan janganlah dinilai secara sempit dari sudut agama, karena walaupun suatu laku / ajaran ketuhanan terkait dgn agama tertentu, belum tentu pandangan ketuhanannya persis sama dgn agama itu, dan para penganut agama itupun belum tentu sepemahaman atau menjalankan yg sama dgn laku / ajaran ketuhanan seseorang, apalagi kalau memandangnya dari agama lain yg berbeda.
Karena itu dalam menilai suatu laku / ajaran ketuhanan janganlah dinilai secara sempit dari sudut agama, karena walaupun suatu laku / ajaran ketuhanan terkait dgn agama tertentu, belum tentu pandangan ketuhanannya persis sama dgn agama itu, dan para penganut agama itupun belum tentu sepemahaman atau menjalankan yg sama dgn laku / ajaran ketuhanan seseorang, apalagi kalau memandangnya dari agama lain yg berbeda.
Ibaratnya seperti yg anda katakan bhw tulisan saya masih terikat dgn agama kristen, belum tentu pandangan ketuhanan saya persis sama dgn agama kristen yg sudah umum dianut orang, dan para penganut agama kristen itu juga belum tentu sepemahaman dgn saya atau menjalankan yg sama dgn ketuhanan saya, apalagi kalau anda memandang sikap ketuhanan saya dari agama lain yg berbeda.
Kalaupun ada kaitannya dengan agama kristen, itu adalah karena arah ketuhanannya searah, yaitu sama-sama mengarah kepada Tuhannya Israel, tetapi isi ketuhanan saya tidak persis sama dengan agama kristen yang umum dijalani orang.
Kalaupun ada kaitannya dengan agama kristen, itu adalah karena arah ketuhanannya searah, yaitu sama-sama mengarah kepada Tuhannya Israel, tetapi isi ketuhanan saya tidak persis sama dengan agama kristen yang umum dijalani orang.
Dan sekalipun anda katakan bhw tulisan saya masih terikat dgn agama kristen, tapi sebenarnya tulisan saya tidak terikat dan tidak mengekor pada ajaran agama kristen yg umum sudah dijalani orang,
justru saya memaparkan pendalaman tentang ketuhanan yg itu mungkin (jika ada) akan menambah pencerahan atau bahkan mengkoreksi pemahaman ketuhanan dan praktek peribadatan agama kristen yg umum sudah dijalani orang.
Seandainya pun ada pandangan yg berlawanan di dalamnya, seharusnya itu disikapi secara bijak dengan mendasarkan diri pada hikmat ketuhanan, bukannya mengedepankan pemikiran sendiri dan berbantah-bantahan, apalagi mencerca dgn perkataan sesat / murtad.
Karena itu saya katakan bhw ketuhanan itu ada di atas agama, tidak terikat dan tidak mengekor pada agama tertentu, tetapi murni pada pencapaian laku dan pemahaman ketuhanan seseorang yang sesudahnya orangnya akan tahu sendiri laku keagamaan bagaimana yg seharusnya dilakukannya untuk mengakomodir pemahaman ketuhanannya.
Itu berbeda dgn orang2 yg mendalami agama, yang terikat dan mengekor pada agama, yang tidak boleh mempunyai pandangan lain selain yg sudah berlaku di dalam ajaran agama dan tidak punya pandangan lain selain yang sudah resmi ada dalam agamanya.
Mengenai pertanyaan anda : " Untuk memulai sebuah pemahaman tentang ketuhanan, apakah dibutuhkan sebuah kondisi dan kemampuan tertentu ? Sepengetahuan saya, ketika manusia sudah mulai sadar akan mencari Tuhan sedangkan dirinya belum siap untuk itu, malah terjadi sesuatu yang tidak diinginkan ".
Tetapi laku ketuhanan ada di atas agama, lebih daripada agama, karena orang yg menjalaninya memfokuskan diri kepada Tuhan yg menjadi tujuannya beragama, bukan sekedar mendalami, menilai atau mengimani-tidaknya sebuah agama.
Itu berbeda dgn orang2 yg mendalami agama, yang terikat dan mengekor pada agama, yang tidak boleh mempunyai pandangan lain selain yg sudah berlaku di dalam ajaran agama dan tidak punya pandangan lain selain yang sudah resmi ada dalam agamanya.
Mengenai pertanyaan anda : " Untuk memulai sebuah pemahaman tentang ketuhanan, apakah dibutuhkan sebuah kondisi dan kemampuan tertentu ? Sepengetahuan saya, ketika manusia sudah mulai sadar akan mencari Tuhan sedangkan dirinya belum siap untuk itu, malah terjadi sesuatu yang tidak diinginkan ".
Seperti uraian saya di atas untuk menjawab pertanyaan anda itu kita harus membedakan antara Agama dan Laku / Ajaran Ketuhanan.
Secara awam, tentang agama, orang hanya perlu mendalami dan menilai apakah ajaran agama yg dianutnya itu benar (menurut rasa ketuhanannya).
Kalau dinilainya benar, maka seharusnya ia mengimaninya dan menjalankan semua tatalaku keagamaannya dgn benar, tidak perlu mencerca agama lain karena agamanya adalah pribadi untuknya dan agama lain adalah pribadi agama lain.
Kalau dinilainya agamanya tidak benar, maka sesuai tujuannya orang beragama seharusnya ia mencari agama yg dinilainya benar.
Kalau dinilainya benar, maka seharusnya ia mengimaninya dan menjalankan semua tatalaku keagamaannya dgn benar, tidak perlu mencerca agama lain karena agamanya adalah pribadi untuknya dan agama lain adalah pribadi agama lain.
Kalau dinilainya agamanya tidak benar, maka sesuai tujuannya orang beragama seharusnya ia mencari agama yg dinilainya benar.
Kemungkinannya orang yg menjalaninya akan mendapatkan pandangan yg berbeda tentang ketuhanan dan agama, dan akan menerima banyak tentangan / cibiran, terutama dari kalangan agamis yg berbeda pandangannya (jika ada) tentang ketuhanan dan agama.
Resiko lain :
- mungkin usaha pencariannya tidak berhasil
- mungkin usaha pencariannya tidak berhasil
- mungkin ia akan tersesat ke jalan ketuhanan yg salah, apalagi Tuhan itu Gaib, bisa2 ia tersambung dgn gaib yang lain, yang dulu sudah memunculkan banyak nabi palsu yang menganggap bisikan2 gaib yang diterimanya sbg wahyu Tuhan.
Untuk menjalani laku ketuhanan orangnya harus sudah cukup "sepuh" pribadinya, untuk lebih bisa mengedepankan hikmat ketuhanan supaya bisa lebih jernih dan objektif dalam pencariannya.
Tambahan lagi, karena Tuhan itu Gaib, maka orangnya juga harus memiliki pengertian tentang kegaiban dan hikmat ketuhanan, bukan sekedar cerdas dan pintar dan bukan sekedar bisa melihat gaib.
Kalau prasyarat2 di atas tidak terpenuhi, dan kalau orangnya takut salah, maka sebaiknya ia melakukan cara yg aman saja, yaitu mendalami agama, menilai dgn kebijaksanaan sendiri tentang benar tidaknya suatu agama dan mengimani agama yg dinilainya benar dan menjalankan tatalaku dan aturannya dgn benar, walaupun agama yg diyakininya benar itu juga belum tentu benar akan mengantarkannya kpd Tuhan yg benar.
Baik menjalankan pencarian Tuhan ataupun sekedar mendalami / mengimani agama sama-sama ada resikonya, yaitu belum tentu yang dijalaninya itu benar akan mengantarkannya kepada Tuhan yg benar. Jadi semuanya berpulang pada orangnya masing2.
Secara umum pemahaman ketuhanan tertentu sudah didapatkan setelah seseorang menganut atau mempelajari suatu agama. Jadi kalau orangnya ingin mendalami pemahaman ketuhanan, ia bisa melakukannya dengan mendalami ketuhanan agamanya sendiri atau mempelajari pandangan ketuhanan agama lain. Laku ketuhanan bisa dijalani bersamaan dgn laku keagamaan.
Tetapi kalau kita sudah yakin dan tidak ingin berpaling kpd agama / ketuhanan yg lain, apalagi takut salah, maka janganmempelajari pandangan ketuhanan yg lain.
Secara umum pemahaman ketuhanan tertentu sudah didapatkan setelah seseorang menganut atau mempelajari suatu agama. Jadi kalau orangnya ingin mendalami pemahaman ketuhanan, ia bisa melakukannya dengan mendalami ketuhanan agamanya sendiri atau mempelajari pandangan ketuhanan agama lain. Laku ketuhanan bisa dijalani bersamaan dgn laku keagamaan.
Tetapi kalau kita sudah yakin dan tidak ingin berpaling kpd agama / ketuhanan yg lain, apalagi takut salah, maka janganmempelajari pandangan ketuhanan yg lain.
Laku ketuhanan dan pencarian Tuhan itu lebih daripada agama, sifatnya sama dgn petualangan, banyak resiko yg akan dialami, lebih banyak dilakukan oleh orang2 yg mandiri dan "Haus akan Kebenaran", bukan oleh orang2 yg takut salah.
terima kasih banyak atas jawabannya mas
maaf tentang pernyataan bahwa tulisan mas masih terikat dengan ajaran agama kristen karena saya masih awam dan menilai dari respon para pembaca
isi dari blog mas menurut saya sangat bagus, jadi sangat disayangkan jika nantinya tidak bisa dinikmati oleh semua orang karena bisa jadi orang awam mengira ini hanya untuk ajaran agama tertentu
saya akui saya belum cukup sepuh, tidak terlalu pintar dan cerdas, dan masih takut salah, walaupun saya haus akan kebenaran
jika saya boleh bertanya, sebetulnya ada apakah dalam diri saya sehingga pikiran saya terlalu melanglang buana ?
J :
Karena banyaknya tanya-jawab tentang ketuhanan yg saya menjawab sesuai pengetahuan dan pemahaman saya sendiri tentang ketuhanan yg benar, secara sempit memang orang akan menyamakan tanya jawab itu sbg dakwah.
Tapi kalau anda cukup netral dan teliti, anda akan menemukan sendiri bhw sebenarnya banyak juga tanya jawab tentang topik2 lainnya, tentang keris, batu akik, mustika, ilmu gaib dan kebatinan, mahluk halus, dsb, yg semuanya saya jawab juga dgn apa yg menurut saya sendiri benar. Dan atas tanya jawab sesuai masing2 topiknya itu juga tidak semua orang sepandangan dgn saya, ada juga yg berlawanan.
Jadi apa saja yg tertulis di situs saya, selain tulisan saya sendiri, itu adalah hasil tanya jawab dgn para pembaca. Apapun jawaban saya semuanya sesuai dgn pertanyaan dan topiknya masing2, yg semuanya saya jawab dgn apa yg menurut saya sendiri benar, bukan karena ada kecenderungan saya mengexpose tentang agama / ketuhanan saya.
Sebagai tambahan atas email saya sebelumnya, kalau kita mantap dgn ketuhanan kita sendiri dan tidak ingin kita terpengaruh oleh pandangan ketuhanan yg lain, sebaiknya jangan kita membaca, mencaritahu, atau menanyakannya kpd orang lain, apalagi orang lain itu berbeda pandangan ketuhanannya.
Karena saya juga begitu. Kalau saya tidak ingin terpengaruh, maka saya tidak akan mencaritahu atau bertanya, jangan sampai jawabannya tidak sesuai dgn keinginan dan pemahaman saya.
Tapi biasanya saya akan mencaritahu juga, membaca2 tulisan orang lain juga, walaupun berbeda pandangan, karena itu juga berguna untuk kematangan dan wawasan saya sendiri. Tinggal kitanya saja yg memfilter sendiri. Yg kita tidak berkenan ya ... masukkan saja ke tempat sampah.
Memang ada banyak orang yg menyampaikan pertanyaan senada dgn anda. Saya sendiri kalau membaca ulang tulisan2 di situs saya memang saya menemukan banyak sekali tulisan tanya jawab tentang ketuhanan. Padahal saya tidak bermaksud mengexpose tentang ketuhanan saya kpd semua orang. Semuanya mengalir begitu saja. Tapi kalau netral membacanya kita akan tahu juga bhw tanya jawabnya itu juga berselang-seling dgn topik2 yg lain, bukan melulu tentang ketuhanan.
Mengenai pertanyaan anda : " sebetulnya ada apakah dalam diri saya sehingga pikiran saya terlalu melanglang buana ? "
Saya tidak tahu pasti yg anda maksudkan melanglang buananya itu spt apa.
Tapi saya mendeteksi adanya sesosok sukma bapak2 di dalam badan anda, 50 md.
Mungkin dgn kepekaan rasa anda juga bisa mendeteksinya.
Dikeluarkan saja mas, bisa dgn kemampuan sendiri atau dgn bantuan sedulur papat anda,
karena sosok sukma itu bisa juga menyesatkan pikiran anda.
terima kasih
A :
ya mungkin pikiran saya galau karena membaca terlalu banyak teori dari teori tentang ketuhanan hindu
(pengalaman orang yang pernah mencapai niskala), teori new age yang mengatasnamakan cinta dan menganggap agama sekarang kurang universal karena terbatas laku dan ucap, dan teori2 alien yang menganggap semua peradaban bumi ada campur tangan alien termasuk agama.
terima kasih atas masukannya mas
nanti akan coba saya deteksi
(pengalaman orang yang pernah mencapai niskala), teori new age yang mengatasnamakan cinta dan menganggap agama sekarang kurang universal karena terbatas laku dan ucap, dan teori2 alien yang menganggap semua peradaban bumi ada campur tangan alien termasuk agama.
terima kasih atas masukannya mas
nanti akan coba saya deteksi
J :
Wah jangan2 anda kebanyakan mbaca alien he he he
A :
hehehe mungkin :D
berarti pagaran gaib saya masih payah ya masih bisa kemasukan,
khadam2 saya pada kemana ya hehe, apa gara2 kemaren saya baca2 teori baru jadi mereka merasa diacuhkan ?
kemarin kesambet ular ... sekarang kemasukan bapak2 .....
berarti pagaran gaib saya masih payah ya masih bisa kemasukan,
khadam2 saya pada kemana ya hehe, apa gara2 kemaren saya baca2 teori baru jadi mereka merasa diacuhkan ?
kemarin kesambet ular ... sekarang kemasukan bapak2 .....
A :
Pagi mas,
Saya mau minta maaf jika selama ini ada perkataan saya dalam email yang kurang sopan atau tidak pantas.
Dan saya juga minta maaf kalo saya belum mampu untuk memahami paham ketuhanan yang mas sampaikan.
Namun saya masih ingin mempelajari materi2 lain yang mas tulis dalam artikel jika diizinkan..
Karena sangat berguna untuk membantu pencarian saya.
Terima kasih
Saya mau minta maaf jika selama ini ada perkataan saya dalam email yang kurang sopan atau tidak pantas.
Dan saya juga minta maaf kalo saya belum mampu untuk memahami paham ketuhanan yang mas sampaikan.
Namun saya masih ingin mempelajari materi2 lain yang mas tulis dalam artikel jika diizinkan..
Karena sangat berguna untuk membantu pencarian saya.
Terima kasih
J :
Anda tidak perlu membaca / memahami paham ketuhanan yg saya tuliskan jika itu menjadi ganjalan untuk anda. Masing2 kita mempunyai paham sendiri2. Tidak perlu itu menjadi suatu ganjalan jika ada sesuatu yg berbeda. Tapi kalau tulisan saya ada manfaatnya, setidaknya itu bisa menambah wawasan anda tentang adanya paham ketuhanan lain yg berbeda.
terima kasih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar